Perkembangan masyarakat yang semakin maju & makmur di abad ke-21 ini telah mendorong banyak orang untuk bersikap lebih konsumtif dan selalu menginginkan lebih banyak harta. Kenyataan ini membenarkan ungkapan pepatah " Semakin banyak yang kudapatkan, semakin banyak yang kuinginkan". Menginginkan dan mendapatkan, kemudian menginginkan lagi untuk mendapatkan yang lain, selalu begitu tanpa akhir. Itulah siklus keinginan manusia yang tanpa ujung. Selalu saja ada sesuatu yang kita butuhkan untuk memuaskan hasrat dan kkebutuhan. Namun pernahkah kita meluangkan waktu sejenak untuk menerima dan mensyukuri apa yang telah kita miliki?
Sadarilah, masih banyak orang yang lebih menderita dibanding kita. Ketika mimpi buruk menjadi kenyataan, sa'at nestapa dan penderitaan tiba-tiba datang mengadang, sering kali kita merasa menjadi orang yang paling menderita di dunia ini. Ada cerita Orang Tua yang kehilangan putri mereka. Gadis berusia 18 tahun itu mengalami kecelakaan sa'at terjun payung di Calagary setahun lalu. Ia meninggal dalam kecelakaan itu. Kedua orang tuanya benar-benar bersedih dan tenggelam dalam duka yang paling dalam. Beruntunglah, putra mereka, Husein dapat menjalankan peranannya dengan baik sebagai penopang dan pemberi semangat bagi orang tuanya. Sa'at itu, keduanya merasa sebagai orang yang paling berduka dan paling menderita di dunia. Namun, beberapa bulan yang lalu, mereka berdua bertemu dengan orang tua yang kehilangan dua anaknya dalam kecelakaan mobil sebulan yang lalu. Pertemuan itu berpengaruh besar terhadap perubahan kondisi batin orang tua yang kehilangan putri mereka. Merek merasa bahagia dan merelakan kepergian putrinya, karena menyadari bahwa masih ada orang lain yang mengalami tragedi yang lebih besar dan lebih menyakitkan dibanding mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar