Ketika mentari menyambut selaksa pagi
Tenaga dan hati berpadu memulai
Tetes-tetes peluh mengiringi
Barisan hari berteman caci maki
Malam berganti, bayang rindu menari
Menggores relung hati
Perih, pedih, senyum tetap menghiasi
Ratusah menit tetap mangabdi
Walau pedih menyumbat hati
Tak ingin asaku terkoyak mati
Diatas tegar perjuangan ini
Lelah kaku kutetap berlari
Lelah hati kutetap menanti
Langkahku tak'kan terhenti
Sebelum mimpi itu kumiliki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar